Asap Kerinduan
Lengkungan senyum yang kulihat dari
sudut bibirnya, menghantarkanku untuk memulai hari baru. Cerita yang kami lalui
sampai saat ini tidak cukup ditulis jika hanya dalam lembaran kertas. Bahkan, untuk
memaparkannya aku butuh ruang dan waktu yang lebih luas.
Dia sosok yang hebat dengan aura yang memikat. Kami pernah berdua. Bersama memimpikan banyak hal yang tak terduga. Sembari meniti asa, kami terus menyatukan rasa. Senang berbagi cerita penuh tawa dan air mata. Menghapus derita dengan sejuta usapan penuh cinta. Pernahku ditatap oleh mata yang penuh arti, penuh makna yang tulus dari dalam hati. Sejujurnya, aku takut.
Dia sosok yang hebat dengan aura yang memikat. Kami pernah berdua. Bersama memimpikan banyak hal yang tak terduga. Sembari meniti asa, kami terus menyatukan rasa. Senang berbagi cerita penuh tawa dan air mata. Menghapus derita dengan sejuta usapan penuh cinta. Pernahku ditatap oleh mata yang penuh arti, penuh makna yang tulus dari dalam hati. Sejujurnya, aku takut.
Jarak semakin
menyekat, waktu begitu cepat menyikat. Dia mulai terasa jauh. Sosok yang ku
kagumi semakin sulit ku jumpa. Aku percaya, bukan untuk meninggalkanku, tapi juga
untuk masa depanku. Benar saja, aku mulai takut.
Cerita itu kini terdengar sepi. Semangat itu kini terpenjara lesu. Aku benar-benar takut. Ketika raga tidak saling memeluk,
disanalah aku mengucap doa dalam sujud. Seraya memohon pada Sang Pencipta untuk
menjaga diri demi meraih cita-cita.
Tuhan, Engkau Maha Penguat lagi Maha
Pelindung. Berikan ku kekuatan dari dalam untuk mampu tetap tegar ketika
orang-orang lain menyerah. Lindungi ku dari segala perbuatan keji yang melukai
raga maupun hati.