Yang Kau Pedulikan Hanya Kesenangan Mu
Ucapan selamat pagi dan
lengkungan senyum yang kulihat dari balik sudut pesan mu, menghantarkanku untuk
memulai hari baru ini. Hari dimana aku bercerita, tertawa, bersedih, bahkan
menangis karnamu. Kau tahu, apa yang aku mimpikan semalam? Ah…sudahlah. Kau takkan
peduli. Yang kau pedulikan hanya kesenangan mu, kebahagiaan mu yang kau
gambarkan lewat senyum itu.
Aku senang bila kau senang, aku
sedih bila kau sedih. Kamu senang bila ku senang, kamu senang bila ku sedih.
Iyakan? Sudah, tidak usah kau jawab. Aku tak butuh jawaban dingin itu :)
Kamu satu-satunya alasan buatku
untuk tetap nafsu makan, namun kamu juga satu-satunya alasan nyata mengapa aku
menangis. Bukan berarti aku menyalahimu. Aku hanya tidak suka pada sikapmu.
Cuek sama acuh itu beda tipis. Aku tak tahu kau ada dipilihan yang mana. Yang
aku tahu, kau tak peduli.
Ketika aku berkata “aku
memahamimu” sebenarnya aku belum betul-betul memahami mu. Aku sedang belajar memahamimu.
Cerita yang kita lalui selama
hampir dua tahun ini tidak cukup ditulis jika hanya di selembar kertas. Aku
butuh ruang yang lebih luas untuk memaparkan kejadian apa saja yang sudah kita
lewati.
Kau ingat waktu kita pertama kali
bertemu? Iya, itu disaat kita sama-sama menyelesaikan tugas kerja lapangan
kita. Itukah yang namanya takdir? Atau hanya kebetulan?
Awalnya aku hanya memandangmu
sekali, kemudian dua kali, bahkan sampai saat ini aku tak tahu sudah berapa
pandangan yang sudah ku berikan padamu hingga akhirnya hatiku bersandar
dipelukmu. Dan kau tak tahu itu.
0 Komentar :
Post a Comment