Ruang Terbuka Hijau Penyeimbang Pembangunan

Saturday, December 6, 2014

Ruang Terbuka Hijau Penyeimbang Pembangunan




Waduk Riario Jakarta Timur - foto:Kompas
Keberadaan gedung-gedung mewah memang suatu yang membanggakan serta menambah pemasukan uang negara, Namun juga pembangunan tersebut justru kerap menggeser keberadaan ruang terbuka hijau.


Nandar Sunandar, selaku Kadin Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, mengatakan pembangunan memang tetap dibutuhkan, namun harus diikuti dengan adanya daerah hijau sebagai penyeimbang. Pihaknya tengah melakukan penambahan daerah hijau dengan melakukan pembebasan lahan dibeberapa wilayah. Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta telah menyiapkan APBD dalam setahun senilai Rp2Triliun, yang hampir 70% pendanaannya digunakan untuk pembebasan lahan-lahan.

Selain dengan membeli lahan, Pemda DKI juga melakukan kegiatan penggalangan kemitraan terhadap perusahaan asing maupun lokal. Misalnya, kerjasama Dinas Pertamanan dengan Perusahaan asal Jepang, Toyota, membangun taman kota yang berlokasi di Semanggi. Selain perusahaan Toyota, ada pula perusahaan lain yang telah bekerja sama seperti Honda yang membangun taman Honda Tebet, Coca-cola, dll.

Kerjasama kemitraan ini diatur dalam SK Gubernur No.2 Th 2002 tentang petunjuk pelaksanaan kerjasama kemitraan dibidang pertamamanan di wilayah DKI Jakarta. Didalamnya tertulis bahwa bagi siapa yang ingin menyumbang haru s diikat dlam sebuah surat perjanjian yang isinya megenai hak dan kewaiban dengan inti tidak ada perubahan fungsi lahan dari publik area menjadi privat area.

Nandar juga menjelaskan, Tujuan diadakan program ini, pemerintah ingin mengajak pihak swasta turut ikut membantu untuk membangun ruang terbuka hijau yang dibutuhkan masyarakat, jadi tidak melulu menggunakan uang dari masyarakat, sehingga bisa lebih menghemat APBD dalam setiap tahunnya.

Untuk pemilihan tanaman yang akan ditanam, pihak Dinas Pertamanan telah melakukan inventaris tanaman yang cocok untuk wilayah di Jakarta. Pengelompokannya yakni sesuai dengan fungsi tanamannya masing-masing, diantaranya, fungsi tanaman penjerat polutan, peredam kebisingan, dungsi mempercepat hijau atau tanaman yang membentuk termoscape untuk menciptakan keteduhan. Kriterianya pun berbeda, yakni pohon pelindung, pohon berlindung berdaun indah, dan tanaman berbunga.

Pohon produktif bisa bisa saja ditanam pada suatu taman. Namun menurutnya,  jika pohon produktif ditanam di wilayah metropolitan seperti jakarta sangatlah rawan. Takut buahnya disalahgunakan, seperti dibuat mainan oleh anak-anak. Maka dari itu Pemda tidak banyak menggunakan pohon produktif. Lain halnya, jika di daerah Setu Babakan, justru pemerintah lebih memilih pohon produktif ditanam disana. tanaman yang yang banyak ditanam di Jakarta antara lain tanaman Motoa, mede, Johar dan Rambutan.

Jenis Pemda DKI ingin mewujudkan sebuah tempat hunian yang layak dan manusiawi sebagai kota modern yang tertata rapih. Salah satunya dengan membangun taman-taman interaktif. Hadirnya taman-taman seperti ini dikonsentrasikan pada wilayah pemukiman padat penduduk Agar masyarakatnya bisa berinteraksi di ruang terbuka hijau.

Sampai saat ini,  sudah banyak yang dilakukan oleh pihak Dinas Pertamanan. Salah satunya revitalisasi dan efektifitas untuk kehijauan pada Waduk Ria Rio di Jakarta Timur agar adanya sistem ekologi yang seimbang dan kenyamanan. Untuk itu dalam menjaga agar lingkungan tetap asri dan bersih, Pemda menghimbau harusnya masyarakat dapat merawat setiap ruang terbuka hijau yang telah diusahakan oleh Pemda DKI, masyarakat harus terus disosialisasikan lebih lanjut agar lebih dapat mengerti tentang fungsinya ruang terbuka hijau untuk Bumi kita.

Sebelumnya, Jakarta telah mempunyai 2859 ruang terbuka hijau yang tersebar diseluruh wilayah Jakarta. Jumlah tersebut termasuk jumlah taman kota, taman lingkungan, jalur hijau, dan resapan air.

0 Komentar :

Post a Comment