Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Kenal James Nachtwey
James Nachtwey atau akrab dipanggil Jim, seorang foto jurnalis perang.
Bertugas di medan “perang”
tidak membuatnya mundur untuk memotret. Justru, dengan metode
pendekatan, ia begitu mendalami dan membaur dengan objek kameranya.
Jim tidak menggunakan kamera dengan lensa panjang. Ia selalu menggunakan
lensa normal, yang mengharuskannya berada pada jarak sangat dekat, bahkan
berada di antara subyek fotonya. Karena bukan perihal sudut pandang dari suatu
jarak, melainkan mengekspresikan perasaan dari objek itu sendiri.
James Nachtwey seorang yang pendiam. Dalam filmnya, kita akan melihat
bahwa James Nachtwey terlihat penyendiri. Segala kekerasan, kekejaman,
kepedihan, tragedi, ia simpan sendiri. Berbicara, meskipun kepada diri
sendiri-pastilah mengurangi kadar emosi dan kemarahan yang membludak ketika dia
menyaksikan ketidakadilan dan kesengsaraan.
Fotografer perang harus berusaha netral dalam konflik sekaligus
berpartisipasi habis-habisan. Kita bisa belajar banyak dari James Nachtwey.
Bisa berada di antara mayat-mayat korban peperangan, baik di Kosovo maupun di
beberapa daerah di Afrika. Selain itu juga bagaimana ia menjadi saksi, ketika
temannya, sesama fotografer, terjungkal tewas di sebelahnya tertembus peluru
ketika mereka sama-sama meliput peperangan di Afrika Selatan. Tidakkah Ia
merasa trauma dengan hal tersebut?
Kritik kepada Jim; menjadi fotografer perang tidaklah mudah dan gambar
yang dihasilkan juga pasti bukan sembarang gambar. Namun, dari keseluruhan
gambar yang diambil dan ditampilkan oleh James Nachtwey sungguh terkesan
menyedihkan atau bahkan menyeramkan. Kemiskinan, kelaparan, konflik perang
suatu isu yang sangat pekat dikalangan masyarakat. Banjir foto perang yang
brutal alih-alih malah justru mengobarkan semangat antiperang. Padahal, yang
lebih dibutuhkan masyarakat adalah mengapa segala kebrutalan itu terjadi.
Falsafat hidup James Nachwey yakni mengabadikan sesuatu tidak untuk
menyatakan sebuah sudut pandang dari suatu jarak, melainkan pernyataan dari
orang biasa. Melalui fotografilah, beliau mencoba mengembangkan alasan-alasan
personal, yakni bagaimana mengekspresikan sebuah perasaan.
Biografi Singkat
Terlahir pada tahun 1948 di kota Syracus New York, James Nachtwey
dianggap sebagai “barometer jurnalis foto” oleh Bob (Robert) Woodward, wartawan
Washington Post pembongkar skandal Watergate. Para pencinta fotografi pun tak
segan mengklik Time.com demi menyimak karya sang barometer-meskipun harus
membayar sejumlah dolar.Terinspirasi dari foto-foto tentang perang Vietnam, Jim
ingin bercerita lebih banyak kepada dunia tentang betapa mengerikannya sebuah
perang bagi para korbannya yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka
kenapa perang ini harus terjadi dan untuk apa perang ini terjadi.
James Nachtwey tumbuh besar di kota Massachusetts. Ia adalah seorang
lulusan dari Dartmouth College, di sana ia belajar tentang Sejarah Seni dan
Ilmu Politik (1966-1970). Tahun 1976, dia mulai bekerja sebagai fotografer
sebuah surat kabar di New Mexico. Kemudian pada tahun 1980, dia pindah ke New
York (Amerika Serikat) untuk memulai karirnya sebagai fotografer freelance
majalah. Tugas pertamanya adalah meliput peperangan sipil di Northern Ireland
tahun 1981 pada waktu kelaparan melanda. Sejak saat itu, Nachtwey lebih
memfokuskan dirinya untuk mendokumentasikan hal - hal yang berkaitan dengan
perang, konflik, dan isu-isu sosial lainnya.
Karya fotografi esainya telah mencakup El Salvador, Nikaragua, Guatemala,
Lebanon, West Bank dan Gaza, Israel, Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka,
Afghanistan, Fiilipina , Korea Selatan, Somalia, Sudan, Rwanda, Afrika Selatan,
Rusia, Bosnia, Chechnya, Kosovo, Romania, Brazil, dan Amerika Serikat.
Dia telah menerima banyak penghargaan seperti Penghargaan Wealth umum,
Martin Luther Penghargaan Raja, Dr Jean Mayer penghargaan secara global
Kewarganegaraan, Henry Luce Penghargaan, Robert Capa Gold Medal (lima kali),
World Press Photo Penghargaan (dua kali), Fotografer Majalah Tahun (tujuh
kali), International Center Award Infinity Fotografi (tiga kali), Leica Award
(dua kali), yang Bayeaux Award untuk wartawan Perang (dua kali), Alfred
Eisenstaedt Award, Penghargaan Canon Photo esais dan W. Eugene Smith Memorial
Grant di Fotografi Humanistik. Dia adalah seorang rekan dari Society Fotografi
Royal dan memiliki Doktor Kehormatan of Fine Arts dari Universitas
Massachusetts of Arts.
wah ini dia, emang favorit banget ini. NIce infonya gan
ReplyDelete