Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Kenal James Nachtwey

Sunday, March 8, 2015

Jangan Ngaku Fotografer Kalau Belum Kenal James Nachtwey





James Nachtwey atau akrab dipanggil Jim, seorang foto jurnalis perang. Bertugas  di medan  “perang”  tidak membuatnya mundur untuk memotret. Justru, dengan metode pendekatan, ia begitu mendalami dan membaur dengan objek kameranya. 


Jim tidak menggunakan kamera dengan lensa panjang. Ia selalu menggunakan lensa normal, yang mengharuskannya berada pada jarak sangat dekat, bahkan berada di antara subyek fotonya. Karena bukan perihal sudut pandang dari suatu jarak, melainkan mengekspresikan perasaan dari objek itu sendiri.

James Nachtwey seorang yang pendiam. Dalam filmnya, kita akan melihat bahwa James Nachtwey terlihat penyendiri. Segala kekerasan, kekejaman, kepedihan, tragedi, ia simpan sendiri. Berbicara, meskipun kepada diri sendiri-pastilah mengurangi kadar emosi dan kemarahan yang membludak ketika dia menyaksikan ketidakadilan dan kesengsaraan.

Fotografer perang harus berusaha netral dalam konflik sekaligus berpartisipasi habis-habisan. Kita bisa belajar banyak dari James Nachtwey. Bisa berada di antara mayat-mayat korban peperangan, baik di Kosovo maupun di beberapa daerah di Afrika. Selain itu juga bagaimana ia menjadi saksi, ketika temannya, sesama fotografer, terjungkal tewas di sebelahnya tertembus peluru ketika mereka sama-sama meliput peperangan di Afrika Selatan. Tidakkah Ia merasa trauma dengan hal tersebut?

Kritik kepada Jim; menjadi fotografer perang tidaklah mudah dan gambar yang dihasilkan juga pasti bukan sembarang gambar. Namun, dari keseluruhan gambar yang diambil dan ditampilkan oleh James Nachtwey sungguh terkesan menyedihkan atau bahkan menyeramkan. Kemiskinan, kelaparan, konflik perang suatu isu yang sangat pekat dikalangan masyarakat. Banjir foto perang yang brutal alih-alih malah justru mengobarkan semangat antiperang. Padahal, yang lebih dibutuhkan masyarakat adalah mengapa segala kebrutalan itu terjadi.

 Falsafat hidup James Nachwey  yakni mengabadikan sesuatu tidak untuk menyatakan sebuah sudut pandang dari suatu jarak, melainkan pernyataan dari orang biasa. Melalui fotografilah, beliau mencoba mengembangkan alasan-alasan personal, yakni bagaimana mengekspresikan sebuah perasaan.



Biografi Singkat
Terlahir pada tahun 1948 di kota Syracus New York, James Nachtwey dianggap sebagai “barometer jurnalis foto” oleh Bob (Robert) Woodward, wartawan Washington Post pembongkar skandal Watergate. Para pencinta fotografi pun tak segan mengklik Time.com demi menyimak karya sang barometer-meskipun harus membayar sejumlah dolar.Terinspirasi dari foto-foto tentang perang Vietnam, Jim ingin bercerita lebih banyak kepada dunia tentang betapa mengerikannya sebuah perang bagi para korbannya yang tentu saja tak pernah terpikirkan oleh mereka kenapa perang ini harus terjadi dan untuk apa perang ini terjadi. 

James Nachtwey tumbuh besar di kota Massachusetts. Ia adalah seorang lulusan dari Dartmouth College, di sana ia belajar tentang Sejarah Seni dan Ilmu Politik (1966-1970). Tahun 1976, dia mulai bekerja sebagai fotografer sebuah surat kabar di New Mexico. Kemudian pada tahun 1980, dia pindah ke New York (Amerika Serikat) untuk memulai karirnya sebagai fotografer freelance majalah. Tugas pertamanya adalah meliput peperangan sipil di Northern Ireland tahun 1981 pada waktu kelaparan melanda. Sejak saat itu, Nachtwey lebih memfokuskan dirinya untuk mendokumentasikan hal - hal yang berkaitan dengan perang, konflik, dan isu-isu sosial lainnya.

Karya fotografi esainya telah mencakup El Salvador, Nikaragua, Guatemala, Lebanon, West Bank dan Gaza, Israel, Indonesia, Thailand, India, Sri Lanka, Afghanistan, Fiilipina , Korea Selatan, Somalia, Sudan, Rwanda, Afrika Selatan, Rusia, Bosnia, Chechnya, Kosovo, Romania, Brazil, dan Amerika Serikat.

Dia telah menerima banyak penghargaan seperti Penghargaan Wealth umum, Martin Luther Penghargaan Raja, Dr Jean Mayer penghargaan secara global Kewarganegaraan, Henry Luce Penghargaan, Robert Capa Gold Medal (lima kali), World Press Photo Penghargaan (dua kali), Fotografer Majalah Tahun (tujuh kali), International Center Award Infinity Fotografi (tiga kali), Leica Award (dua kali), yang Bayeaux Award untuk wartawan Perang (dua kali), Alfred Eisenstaedt Award, Penghargaan Canon Photo esais dan W. Eugene Smith Memorial Grant di Fotografi Humanistik. Dia adalah seorang rekan dari Society Fotografi Royal dan memiliki Doktor Kehormatan of Fine Arts dari Universitas Massachusetts of Arts.

1 comment :

  1. wah ini dia, emang favorit banget ini. NIce infonya gan

    ReplyDelete