Mitos dan Sejarah Kali Bekasi

Saturday, March 7, 2015

Mitos dan Sejarah Kali Bekasi




Apa iya, Kali Bekasi dibuat oleh ular dan burung? Bener enggak sih?
Berbagai mitos yang terkuak di masyarakat tentang awal terbentuknya kali Bekasi membuat kita semakin bertanya-tanya. Tidak sedikit mengatakan bahwasannya kali Bekasi dibuat oleh ular yang ngelok-ngelok dan burung-burung yang mematuk pinggiran sampai ke laut. Apa benar?



Berbeda dengan mitos, sejarah pun punya cerita sendiri mengenai Kali Bekasi yakni bukti otentik tertulis dari Prasasti Tugu yang ditemukan di daerah Tugu, Cilincing, memuat keterangan berisi:
“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan yang memilki lengan kencang serta kuat yakni Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari tahta Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang) beliau pun memerintahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-gelap bulan Caitra disudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra,, jadi hanya berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122 busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan”

Dalam prasasti tersebut menjelaskan bahwa purnnawarmman memerintahkan untuk menggali kali Chandrabagha lalu  Kali Gomati. Penggalian kali sepanjang 6122 busur atau setara 17 kilometer ini berlangsung selama 21 hari. Setelah itu, Purnnawarmman menghadiahkan 1000 ekor sapi sebagai selametan atas terselesaikannya penggalian kali tersebut.

Memang sejak jaman sebelum kemerdekaan, kali-kali di Bekasi sudah dijadikan sumber penghidupan oleh masyarakat di bantaran kali, baik sebagai irigasi, pengairan, maupun tempat habitat berbagai jenis ikan, khususnya ikan gabus.

0 Komentar :

Post a Comment